iDR - CLICKIT

BERANDA

Kamis, 16 Desember 2010

TRIBUTE TO PAPA

Bagi seorang yang sudah dewasa, yang sedang jauh dari orangtua, akan sering merasa kangen dengan mamanya. bagaimana dengan papa?

Mungkin karena mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaan setiap hari. Tapi tahukah kamu, jika ternyata papalah yg mengingatkan mama utk meneleponmu?

Saat kecil, mamalah yg lebih sering mendongeng. Tp tahukah kamu bahwa sepulang papa bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kamu sakit batuk/pilek, papa kadang membentak "sudah dibilang! jgn minum es!". Tapi tahukah kamu bahwa papa khawatir?


Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk dapat izin keluar malam. Papa dengan tegas berkata "tidak boleh!" Sadarkah kamu bahwa papa hanya ingin menjagamu? Karena bagi papa, kamu adalah sesuatu yg sangat berharga....



Saat kamu bisa lebih dipercaya, papapun melonggarkan peraturannya. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.  Maka yang dilakukan papa adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa,dan harus kuliah di kota lain. Papa harus melepasmu. Tahukah kamu bahwa badan papa terasa kaku untuk memelukmu? Dan papa sangat ingin menangis. Di saat kamu memerlukan ini-itu, untuk keperluan kuliahmu, papa hanya mengernyitkan dahi. Tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya.

Saat kamu diwisuda. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dan bangga. Sampai ketika teman pasanganmu datang untuk meminta izin mengambilmu dari papa.

Papa akan sangat berhati-hati dalam memberi izin. Dan akhirnya..Saat papa melihatmu duduk di pelaminan bersama seseorang yg dianggapnya pantas, papa pun tersenyum bahagia.

Apa kamu tahu,bahwa papa sempat pergi ke belakang dan menangis? Papa menangis karena papa sangat bahagia. Dan iapun berdoa "Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik.

Bahagiakah Putra/i kecilku yg manis bersama pasangannya ? Setelah itu papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu.


HAPPY BIRTHDAY PAPA...I LOVE U SO MUCH PAPA...

Rabu, 15 Desember 2010

SEORANG ISTRI

Disaat menuju jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa/mahasiswinya:

“Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”

Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju pelataran papan tulis.

DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis.

Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.

DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama di antaranya yang menurut anda paling tidak penting !

Mahasiswa itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Kemudian mahasiswa itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi !

Mahasiswa itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.

Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, istrinya dan nama anaknya.

Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua Mahasiswa/mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa/mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswa itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, “Silahkan coret satu lagi!”

Dengan pelahan-lahan mahasiswa itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Hatinya menjadi bingung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah harta anda yang paling berharga, sedang istri itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih istri sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.

Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.”


HAPPY BIRTHDAY MAMI. I Thank GOD For Having You In My Life. I LOVE U SO MUCH. (Amsal 31:29, Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.)






Selasa, 30 November 2010

MORE THAN LOVE

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini yaitu Fortis Asset Management.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu 'agar semua anaknya dapat berhasil'.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:

"Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu." Sambil air mata si sulung berlinang.

"Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian". Si Sulung melanjutkan permohonannya.

"Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : "Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…" Sambil menangis.

" Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia."

Jumat, 19 November 2010

Trusted And Untrusted klikBCA

Kalau anda tanyakan pada nasabah bca, apa alamat internet banking bca. Pasti jawabannya adalah klikbca.com. Padahal yang benar bukan itu, yang benar adalah ibank.klikbca.com, bukan www.klikbca.com atau klikbca.com saja. Kelihatannya sepele, tapi ada konsekuensi security di sini. Web yang dilindungi dengan https (trusted) hanya ibank.klikbca.com, sedangkan www.klikbca.com tidak (untrusted).


HTTP is Untrusted
Sebelumnya saya sarankan anda membaca artikel saya tentang understanding https. Anda akan memahami bahwa halaman web yang tidak dilindungi dengan SSL, tidak bisa dipercaya, untrusted. HTTPS menjamin Authentication dan Confidentiality, sehingga anda bisa yakin telah berkomunikasi dengan server yang benar dan komunikasi anda dijamin tidak didengarkan orang lain.
Dalam kasus ini confidentiality tidak penting, karena memang www.klikbca.com tidak mengandung informasi yang confidential. Serangan yang efektif adalah pada aspek Authentication. HTTP tidak menjamin Authentication sehingga anda tidak bisa benar-benar yakin bahwa halaman www.klikbca.com yang tampak di browser anda adalah berasal dari server yang benar. Konsekuensinya adalah informasi yang anda baca dan link yang ada di sana juga tidak bisa dipercaya.
Screenshot di bawah ini adalah halaman klikBCA yang normal. Terlihat dari status bar yang memperlihatkan url link button Login yang mengarah pada https://ibank.klikbca.com.

Normal
Normal

Sekarang perhatikan juga screenshot di bawah ini yang merupakan halaman klikbca.com yang telah dideface dengan teknik man-in-the-middle sehingga bila user mengklik tombol Login akan membuka halaman ibank.klikbca.com yang telah diberi “racun” XSS (lihat artikel saya yang berjudul: menjaring password klikbca dengan XSS ). Screenshot ini hanyalah simulasi man-in-the-middle di komputer saya sendiri. 

defaced
Defaced

Kedua screenshot tersebut sama-sama mengakses URL yang sama, yaitu www.klikbca.com, namun hasilnya berbeda tergantung dari server siapakah yang diakses. Jangan menganggap kejadian pada gambar ke-2 sulit terjadi, karena bagi orang yang paham, dengan serangan man in the middle kejadian itu bukanlah hal yang aneh dan sulit.

HTTP Rentan Terhadap Man in The Middle Attack
Salah satu jenis serangan yang berbahaya pada http adalah man in the middle. Serangan ini terjadi karena tidak adanya fitur authentication pada http, sehingga browser mengira tengah berkomunikasi dengan server yang benar, padahal sebenarnya dia tengah berkomunikasi dengan orang ke-3. Orang ke-3 ini bisa dengan bebas membaca dan mengubah request yang dikirimkan ke server dan response yang akan dikirim ke browser. Salah satu contohnya adalah pada screenshot gambar ke-2 yaitu dengan memodifikasi URL untuk link ke ibank.klikbca.com.

Kenapa Serangan ini akan Efektif
Menyesatkan orang ke halaman login palsu dengan serangan ini saya yakin akan efektif. Karena orang sudah merasa benar dengan mengakses www.klikbca.com, dan mengikuti petunjuk resmi BCA untuk mengklik tombol Login. Hal ini berbeda dengan memberikan link phishing/palsu melalui email, karena orang mungkin tidak percaya dengan link yang dikirim melalui email. Tapi saya yakin semua orang akan percaya dengan link yang ada di halaman www.klikbca.com.

Kesimpulan
Seharusnya semua halaman yang mengandung link untuk masuk ke halaman login internet banking juga harus dilindungi dengan https. Karena orang akan mengira link yang ada pada halaman www.klikbca.com pasti bisa dipercaya, padahal tidak karena tidak dilindungi https. Perhatikan Paypal.com, setiap halaman yang mengandung link Login pasti dilindungi dengan https.
Link bisa diilustrasikan seperti orang yang menunjukkan jalan. Bayangkan anda sebagai orang yang tidak tahu jalan, lalu anda bertanya pada orang di jalan. Bila orang yang anda tanya untrusted, maka kemungkinan anda dalam bahaya. Namun bila ada bertanya pada orang yang trusted, maka anda akan selamat.
Tips saya kalau ingin mengakses klikbca, jangan masuk dengan mengklik link yang ada pada halaman yang untrusted. Ketik saja langsung di browser anda https://ibank.klikbca.com . 

Semoga Bermanfaat!

Kamis, 14 Oktober 2010

RENUNGAN BILIK KAMAR

Kemarin malam sebelum tidur seperti biasa saya bermain sebentar dengan putri kecil saya karena seharian saya ada di kantor dan waktu pulang kantor belum sempat bermain dengannya, jadi malam itu saya puas-puaskan bermain dengannya. Dan setelah anak saya tertidur mungkin akibat lelahnya bermain sekarang giliran saya yang harus tidur karena besok paginya harus pergi bekerja, namun waktu berjalan terus tetapi mata ini masih terang benderang dan tak bisa terpejam sama sekali sedangkan istri sudah terlelap tidur disamping saya maklum jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB, waktu yang lazim dimana orang sudah lelap tidur.

Dalam perjuangan saya untuk tidur tersebut tiba-tiba saya teringat perkataan teman saya beberapa tahun silam yang dengan ketusnya mengomentari hasil rapat gereja hari itu dimana dia melayani. Bunyinya kira-kira seperti ini:  "Nuntutnya sih Professional Tapi Bayarannya Amatir". Apa pasalnya ? Rupanya teman saya ini merasa kesal dengan sikap Gembala Sidang dan tim penggembalaan yang ada, yang menuntut kinerja pelayanannya yang professional namun tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan hidup pelayan-pelayannya. Jangankan untuk mengharapkan kenaikan gaji, gaji yang ada sekarang saja sering dibayar terlambat sehingga membuat dia dan istrinya harus memutar otak mencari uang pinjaman guna membeli kebutuhan sehari-hari yang sudah habis dan susu anaknya yang masih berusia 6 bulan.  Teman saya ini kerapkali berkata bahwa dulu zaman Kakek dan Ayahnya kebanyakan hanya pria saja yang bekerja dan wanita hanya jadi ibu rumah tangga saja namun kehidupan mereka berkecukupan bahkan lebih dari cukup. Sedangkan zaman sekarang suami dan istri bekerja namun hidup mereka tidak juga semakin membaik bahkan cenderung memburuk. Apakah hal ini menunjukkan taraf hidup masyarakat kita yang semakin menurun ataukah ada pihak-pihak yang sengaja menutup mata terhadap situasi ini termasuk mungkin di dalamnya Gereja ? Entahlah untuk menjawab persoalan ini saja banyak jawaban yang bisa diberikan. Dan saya tidak mau berpolemik dengan persoalan tersebut.

Namun yang selama ini saya melihat dan yakin bahwa orang lain yang mengenalnya juga mengetahui hal tersebut yaitu usahanya selama ini sebagai staff sudah sangat professional namun tidak mendapatkan apresiasi yang sama dari pemimpin diatasnya. Kok bisa ? Ya, bayangkan saja bagaimana tidak professional, sebagai seorang staff gereja dia diharuskan untuk masuk di kantor pukul 8 pagi dengan pekerjaan yang seabrek-abrek telah menanti dari mulai buat buletin, laporan keuangan, persiapan khotbah, latihan musik, mengunjungi jemaat yang sakit bahkan hampir semua tugas pelayanan penting dia lakukan sendiri sehingga mengharuskan dia pulang dari kantor pada pukul 6 sore itu pun jika tidak ada kegiatan pelayanan lainnya seperti doa malam, komsel dan lainnya yang mengharuskan dia pulang sampai pukul 11 malam ke rumah sehingga membuat dia kerap kali "menelantarkan" keluarganya karena alasan pelayanan tersebut.  Padahal gereja tidak membayar gajinya sesuai dengan Upah Minimum Regional pada waktu itu, tidak ada jamsostek seperti di dunia sekuler ditambah lagi kerap kali pemimpinnya berkata kita melayani Tuhan jadi nanti Tuhan yang berkati tidak usah kuatir dengan hidupmu; padahal pemimpinnya tahu bahwa teman saya itu memang berkekurangan sedangkan dia mendapatkan gaji yang lumayan besar untuk ukuran Gembala Sidang gereja berjemaat 800 orang. Ironis memang hidup para pelayan Tuhan ini! Di satu sisi, mereka selalu dituntut memiliki professionalisme kerja bahkan melebihi orang-orang di dunia sekuler namun upah yang mereka tidak sama bahkan jauh di bawah mereka-mereka yang bekerja sebagai karyawan-karyawan perusahaan pada umumnya.
Lalu bagaimana sikap kita seharusnya jika berada pada posisi ini ? Apakah selamanya Pelayan Tuhan harus mengalami polemik semacam ini tanpa ada usaha untuk memperbaikinya karena takut dikatakan tidak rohani ? Apakah selamanya kesejahteraan hidup dan professionalisme pelayanan harus terpolarisasi ?
Saya pribadi memiliki jawabannya sendiri terhadap persoalan tersebut.

Pertama, professionalisme pelayanan seharusnya diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan hidup pelayan itu sendiri. 
Jika kita melihat Alkitab kita dalam Ulangan 18:2-8,  2Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya. 3Inilah hak imam terhadap kaum awam, terhadap mereka yang mempersembahkan korban sembelihan, baik lembu maupun domba: kepada imam haruslah diberikan paha depan, kedua rahang dan perut besar.  4Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan kepadanya. 5Sebab dialah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu, supaya ia senantiasa melayani TUHAN dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya, ia dan anak-anaknya. 6Apabila seorang Lewi datang dari tempat mana pun di Israel, di mana ia tinggal sebagai pendatang, dan dengan sepenuh hati masuk ke tempat yang akan dipilih TUHAN, 7 dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana, 8maka haruslah mereka mendapat rezeki yang sama, dengan tidak terhitung apa yang ia peroleh dengan menjual harta nenek moyangnya."

Disini kita melihat bagaimana Allah mengatakan bahwa Dialah yang menjadi milik pusaka suku Lewi yaitu suku yang melayani Tuhan (ay. 2) namun bukan berarti Allah membiarkan mereka melayani-Nya tanpa mendapatkan apa-apa, sebaliknya Allah memberkati hidup suku Lewi ini melalui umat yang datang kepada-Nya untuk mempersembahkan korban supaya mereka dapat tetap melayani dan menyelenggarakan kebaktian demi nama-Nya (ay.3-5). Dengan kata lain, Allah memberkati para pelayanNya bukan dengan cara supranatural seperti uang turun dari Surga atau harta karun di halaman rumah melainkan dari orang-orang yang datang menyembah Tuhan atau dalam bahasa kontemporernya dari jemaat-Nya.  Disinilah peranan gereja seharusnya terlihat jelas yaitu ketika gereja tersebut semakin diberkati dan terus berkembang sudah seyogyanya memperhatikan kesejahteraan pelayan-pelayan Tuhan di gereja tersebut. Tepatlah seperti yang dikatakan Winston Churchil seorang bangsawan dari Inggris,  “Kita bisa hidup dari apa yang kita dapatkan, namun kita membuat kehidupan dari apa yang kita berikan”. 

Kedua, diperlukannya revolusi paradigma di kalangan pemimpin gereja berkaitan dengan konsep pelayanan masa kini.
Saya cukup memahami bahwa kenapa paradigma dan "teologi penderitaan" tumbuh subur dikalangan gereja-gereja Pentakosta sejak dulu kala, karena sejarah mencatat gerakan Pentakosta yang terjadi di Azusa Street pada tahun 1906 dihadiri kebanyakan oleh orang-orang yang miskin, menderita dan tersisih dari masyarakat serta orang-orang yang mengalami rasisme. Kemudian dari gerakan ini muncullah pemimpin-pemimpin gereja yang berlatar belakang demikian pada awalnya dan terus berkembang sampai saat ini dengan pemimpin yang berbeda-beda latar belakang sekarang namun kebanyakan masih mendapatkan warisan dan tradisi dari sejarah masa lalu tersebut.  Sehingga sekalipun mereka telah menjadi pemimpin di zaman dan generasi yang berbeda warisan "pelayan Tuhan yang miskin dan menderita" masih terus dipegang dan dianut sebagai upaya pikul salib dan sangkal diri semata-mata. Namun benarkah demikian ? Tidak juga, justru banyak orang mencibir dengan situasi dan keadaan pelayan Tuhan yang demikian sebagai pelayan yang tidak diberkati padahal sering bicara mengenai berkat; tidak dikasihi padahal bicara mengenai kasih, dan lain sebagainya.  Tentu saja hal ini pada akhirnya menimbulkan kejengahan dari pihak-pihak tertentu dan memunculkan sebuah pemikiran yang bertolak belakang sama sekali soal pelayanan yaitu Teologi Kemakmuran yang dari judulnya saja semua orang bisa memahami bahwa maksud dari teologi ini adalah tidak lain dan tidak bukan bahwa kehidupan pelayanan harusnya memberkati pelayannya dengan melimpah sehingga tidak ada tempat bagi penderitaan di dalam pemahaman mereka. Penderitaan sama dengan kutuk atau dimurkai Allah. Apakah hal ini juga benar ? Jika tidak mengapa tumbuh dengan subur ?
Jawabannya adalah karena di zaman postmo ini masyarakat kita suka sesuatu yang instan, aman dan nyaman termasuk di dalam pelayanan sehingga jawaban yang mudah terhadap permasalahan penderitaan adalah kutuk dan murka Allah.
Lalu bagaimana seharusnya ? Dengan melakukan revolusi paradigma. Apa maksudnya ? Maksudnya adalah bahwa jangan lagi melihat dan menilai zaman ini dengan kacamata masa lalu atau pun juga sebaliknya tidak kebablasan dengan semua kenikmatan atau fasilitas yang tersedia dan ditawarkan di zaman ini seperti yang dilakukan oleh Peter Popoof dibawah ini yaitu memalsukan pelayanan untuk kepentingan dan kepuasan pribadinya.


Revolusi Paradigma hanya bisa terjadi dengan menjaga sebuah keseimbangan yaitu sudah sepatutnya pemimpin yang diatas sana memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya dan tugas orang-orang yang dipimpin terus meningkatkan professionalisme kerja dan pelayanannya.
Kiranya renungan singkat ini akan menjadi sedikit Oase ditengah-tengah teriknya padang gurun kehidupan dan pelayanan kita. Tuhan Memberkati!


Kamis, 23 September 2010

IT IS WELL WITH MY SOUL


Rasanya begitu damai di hati ketika saat dilanda dukacita ataupun masalah, kita menyanyikan lagu “It Is Well With My Soul” dalam bahasa Indonesia : “Baiklah, baiklah, bagiku” atau dalam terjemahan versi lain : “Nyamanlah Jiwaku”. Lagu yang sangat terkenal di kalangan orang kristen ini, ternyata juga diciptakan dengan latar belakang cerita yang mengharukan.


Horatio Spafford pernah mengalami kedamaian dan keberhasilan di hari-hari penuh sukacita sebagai seorang pengacara sukses di Chicago. Ia adalah ayah dari 4 orang anak perempuan, anggota aktif Gereja Presbyterian. Kemudian datanglah malapetaka demi malapetaka yang dimulai dengan kebakaran besar di Chicago pada tahun 1871 yang menghabiskan investasi besar keluarga Spafford.
November 1873, Spafford begitu sibuk dengan pekerjaannya sehingga ia tidak dapat berangkat bersama isteri dan 4 anak perempuannya : Maggie, Ranetta, Annie dan Bessie bersama kapal S.S. Ville du Havre. Namun ia berjanji akan segera menyusul mereka ke London. Pada jam 02.00 dini hari tanggal 22 November 1873, kapal Perancis yang mewah ini ditabrak sampai putus menjadi dua oleh Kapal besi Inggris Lochearn. Hanya dalam waktu 12 menit Ville du Havre tenggelam dengan korban 226 jiwa termasuk 4 anak perempuan keluarga Spafford. Dalam kekacauan para penumpang Ny. Spafford menyaksikan ke-4 anaknya tenggelam. Ia sendiri tertimpa salah satu tiang kapal dan pingsan namun sadar kembali dan diselamatkan. Sembilan hari kemudian setelah semua yang selamat tiba di Cardiff, Wales, Ny. Spafford mengirim telegram kepada suaminya berbunyi : “Sendiri Selamat”.
Segera Spafford berangkat menyusul istrinya kel London dengan kapal berikut. Dalam pelayaran di bulan Desember itu ia diundang oleh Kapten Kapal ke kabinnya. Kapten berkata : “Saya yakin betul bahwa di tempat inilah Ville du Havre tenggelam”. Malam itu Spafford tidak dapat tidur. Berjam-jam lamanya ia merenungkan dan mengingat akan anak-anaknya dan di tengah Samudera Atlantik itu, dari dalam hatinya yang hancur, Spafford menulis 5 bait lagu ini.

Ketika ia bertemu dengan istrinya, Ny Spafford berkata : “Saya tidak kehilangan anak-anak saya. Kita hanya berpisah untuk sementara”.
Tuan Spafford dan Philp Paul Bliss, seorang pemimpin biduan dan penggubah lagu, adalah sahabat lama. Bliss kemudian menggubah lagu untuk syairnya. Pada hari jumat, November 1876 di Farwell Hall, Chicago, Bliss memperkenalkan lagu : “It Is Well with My Soul” sebagai lagu solo rohani dihadapan lebih dari 1.000 pendeta.
Sebulan kemudian, di bulan Desember, sementara tinta nada-nada lagu ini belum sempat kering, Bliss dan istrinya menitipkan 2 anak mereka kepada ibu Tn. Bliss. Mereka menumpang kereta api dari Buffalo, New York menuju chicago untuk mengatur jadwal suatu seri evanglisasi setelah Tahun Baru nanti. Mereka tinggalkan Buffalo pada Jumat, 29 Desember 1876 sore. Pada jam 8 malam itu ketika medekati Ashtabula, Ohio, sebuah jembatan yang menyebrangi sebuah jurang ambruk sehingga 7 gerbong kereta api yang ditumpangi Bliss, isterinya bersama seluruh penumpang jatuh ke dalam jurang penuh air yang sementara membeku. Api dari mesin mulai membakar badan gerbong yang sementara tergantung di pinggir jurang. Merka yang selamat dari tenggalam, tidak luput dari amukan api.
Dari 160 penumpang,hanya 14 orang yang selamat sedangkan mayat yang ditemukan hanya berjumlah 59 orang. Saksi mata menceritakan bahwa Tn. Bliss sebenarnya selamat dari amukan api, tetapi ketika ia melihat istrinya terjepit diantara reruntuhan gerbong dan api mulai menjilat gerbong itu, Philip Blisss, yang saat itu berusia 38 tahun memeluk istrinya dan keduanya disambar api. Untuk 3 hari lamanya sahabat-sahabat Bliss mencari mayat Bliss dan isterinya tetapi tidak ada yang ditemukan karena kereta dan penumpang yang lain sudah menjadi abu.
Walaupun jenazah mereka semua ini, 4 anak spafford, Philip Bliss dan istrinya, tidak ditemukan dan kuburan mereka pun tidak dapat dikenal, namun lagu mereka yang telah melewati tragedi demi tragedi tetap hidup di hati umat kristiani di seluruh dunia. It is well with my soul, Baiklah, baiklah bagiku. Sebuah lagu yang penuh kekuatan, kedamaian dan pengharapan.

Jadi ketika kita sedang mengalami masalah dan pencobaan, haruskah kita berbalik untuk mengutuk Tuhan dan tidak lagi percaya KepadaNya? I Korintus 10:13 berkata, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Oleh sebab itu marilah kita mengatakan “It is Well with My Soul” dan tetap bersukacita di dalam Kasih Allah Yang Maha Besar itu.  Tuhan Memberkati.




(Sumber: http://hzh83.blogspot.com)

Rabu, 14 Juli 2010

TRIBUTE TO AMOS FERDINAND RAURAU ALIAS EDHOT SAHABATKU


Edhot...begitu dia kerap dipanggil oleh orang-orang sekitar yang mengenalnya, memang sejak dulu saya sendiri tidak tahu siapa nama aslinya sehingga saya pun hanya menyebutnya dengan panggilan itu ironis memang saya justu baru mengetahui nama aslinya ketika dia menutup usianya minggu yang lalu. Kira-kira 8 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2002 ketika saya masuk ke Sekolah Alkitab di Malang saya sudah mulai mengenalnya. Edhot adalah seorang yang sangat pendiam pada waktu saya mulai mengenalnya, dia juga bukan seorang yang supel dan akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya namun dengan berjalannya waktu dan persahabatan kami maka saya mulai menyadari ada sesuatu yang lain di dalam dirinya. Edhot adalah seorang yang baik hati dan suka menolong, dia tidak segan-segan untuk menolong orang-orang yang dilihat membutuhkan pertolongannya termasuk saya, namun di sisi lain saya justru tidak mengetahui bahwa dia memiliki talenta musik (drum) yang bagus walaupun saya belum pernah melihat permainan drumnya namun saya dapat mengetahuinya dengan pasti dari rekam jejak yang dia miliki di dalam gereja tempat dia melayani sampai akhir hayatnya. Inilah juga yang membuat saya kagum dengan pribadinya yang bersahaja dan rendah hati namun sesungguhnya memiliki potensi yang besar di dalamnya tanpa pernah menonjolkan dan menyombongkannya dihadapan orang lain bahkan dihadapan orang-orang yang dikenalnya.

Ah tapi itu semua hanya tinggal kenangan bagi saya dan bagi semua orang yang pernah mengenalnya. Pada minggu yang lalu tepatnya hari Rabu, 07 Juli 2010, Edhot sudah terlebih dahulu kembali ke haribaan Ilahi tanpa pernah sempat mengucapkan kata-kata perpisahan bagi semua orang yang mengenalnya.  Saya sendiri terhenyak ketika mendapatkan berita mengenai kematiannya di Sekolah Alkitab di Malang tempat dimana saya menempuh pendidikan teologi. Miris memang, dan sedih pastinya karena Edhot pergi meninggalkan 
istri dan seorang putra dan sejuta kenangan bersama dengannya dan orang-orang yang dikasihinya. Satu hal lagi yang membuat saya kagum dengan Edhot yaitu sekalipun dia harus mengalami penderitaan yang berat karena penyakit yang dialaminya namun sampai akhir hayatnya dia tidak pernah mengeluhkan hal tersebut namun dia terus bersyukur kepada Tuhan atas semua perbuatanNya yang baik dan luar biasa di dalam hidupnya.

Sampai saya memposting tulisan ini, saya masih belum percaya jika Edhot telah tiada namun semua kenangan bersama dirinya tidak akan pernah terhapus di dalam benak saya.

Selamat jalan Amos Ferdinand Raurau alias Edhot Sahabatku, engkau akan selalu terkenang di dalam diriku sampai kita berjumpa lagi di Rumah Bapa di Surga. Amin.

Ini adalah video yang didedikasikan untuk Edhot karena iman dan kesetiaannya kepada Tuhan sampai akhir hayatnya. Terima kasih Jerry Rumkeny karena sudah membuatnya. Tuhan Memberkati kita semua.

Kamis, 24 Juni 2010

SEKAPUR SIRIH

Nama blog ini sebenarnya terinspirasi dari sebuah lagu yang awalnya saya dengar sewaktu saya mengikuti rapat tahunan di Singapore. Kalau anda tidak tahu liriknya, ini dia liriknya:

A PURE HEART THAT'S WHAT I LONG FOR
AHEART THAT FOLLOWS HARD AFTER THEE

A HEART THAT HIDES YOUR WORD
SO THAT SIN WILL NOT COME IN
A HEART THAT'S UNDIVIDED
BUT ONE YOU RULE AND REIGN

A HEART THAT BEATS COMPASSION
THAT PLEASES YOU MY LORD
A SWEET AROMA OF WORSHIP
THAT RISES TO YOUR THRONE




Selain sebuah lagu, Pure Heart merupakan sebuah ajakan sekaligus tantangan untuk dimiliki oleh setiap orang di dalam hidupnya ketika menjalani dan melakukan tugas, tanggung jawab dan pelayanan setiap hari. Tuhan Yesus Memberkati.