iDR - CLICKIT

BERANDA

Kamis, 23 September 2010

IT IS WELL WITH MY SOUL


Rasanya begitu damai di hati ketika saat dilanda dukacita ataupun masalah, kita menyanyikan lagu “It Is Well With My Soul” dalam bahasa Indonesia : “Baiklah, baiklah, bagiku” atau dalam terjemahan versi lain : “Nyamanlah Jiwaku”. Lagu yang sangat terkenal di kalangan orang kristen ini, ternyata juga diciptakan dengan latar belakang cerita yang mengharukan.


Horatio Spafford pernah mengalami kedamaian dan keberhasilan di hari-hari penuh sukacita sebagai seorang pengacara sukses di Chicago. Ia adalah ayah dari 4 orang anak perempuan, anggota aktif Gereja Presbyterian. Kemudian datanglah malapetaka demi malapetaka yang dimulai dengan kebakaran besar di Chicago pada tahun 1871 yang menghabiskan investasi besar keluarga Spafford.
November 1873, Spafford begitu sibuk dengan pekerjaannya sehingga ia tidak dapat berangkat bersama isteri dan 4 anak perempuannya : Maggie, Ranetta, Annie dan Bessie bersama kapal S.S. Ville du Havre. Namun ia berjanji akan segera menyusul mereka ke London. Pada jam 02.00 dini hari tanggal 22 November 1873, kapal Perancis yang mewah ini ditabrak sampai putus menjadi dua oleh Kapal besi Inggris Lochearn. Hanya dalam waktu 12 menit Ville du Havre tenggelam dengan korban 226 jiwa termasuk 4 anak perempuan keluarga Spafford. Dalam kekacauan para penumpang Ny. Spafford menyaksikan ke-4 anaknya tenggelam. Ia sendiri tertimpa salah satu tiang kapal dan pingsan namun sadar kembali dan diselamatkan. Sembilan hari kemudian setelah semua yang selamat tiba di Cardiff, Wales, Ny. Spafford mengirim telegram kepada suaminya berbunyi : “Sendiri Selamat”.
Segera Spafford berangkat menyusul istrinya kel London dengan kapal berikut. Dalam pelayaran di bulan Desember itu ia diundang oleh Kapten Kapal ke kabinnya. Kapten berkata : “Saya yakin betul bahwa di tempat inilah Ville du Havre tenggelam”. Malam itu Spafford tidak dapat tidur. Berjam-jam lamanya ia merenungkan dan mengingat akan anak-anaknya dan di tengah Samudera Atlantik itu, dari dalam hatinya yang hancur, Spafford menulis 5 bait lagu ini.

Ketika ia bertemu dengan istrinya, Ny Spafford berkata : “Saya tidak kehilangan anak-anak saya. Kita hanya berpisah untuk sementara”.
Tuan Spafford dan Philp Paul Bliss, seorang pemimpin biduan dan penggubah lagu, adalah sahabat lama. Bliss kemudian menggubah lagu untuk syairnya. Pada hari jumat, November 1876 di Farwell Hall, Chicago, Bliss memperkenalkan lagu : “It Is Well with My Soul” sebagai lagu solo rohani dihadapan lebih dari 1.000 pendeta.
Sebulan kemudian, di bulan Desember, sementara tinta nada-nada lagu ini belum sempat kering, Bliss dan istrinya menitipkan 2 anak mereka kepada ibu Tn. Bliss. Mereka menumpang kereta api dari Buffalo, New York menuju chicago untuk mengatur jadwal suatu seri evanglisasi setelah Tahun Baru nanti. Mereka tinggalkan Buffalo pada Jumat, 29 Desember 1876 sore. Pada jam 8 malam itu ketika medekati Ashtabula, Ohio, sebuah jembatan yang menyebrangi sebuah jurang ambruk sehingga 7 gerbong kereta api yang ditumpangi Bliss, isterinya bersama seluruh penumpang jatuh ke dalam jurang penuh air yang sementara membeku. Api dari mesin mulai membakar badan gerbong yang sementara tergantung di pinggir jurang. Merka yang selamat dari tenggalam, tidak luput dari amukan api.
Dari 160 penumpang,hanya 14 orang yang selamat sedangkan mayat yang ditemukan hanya berjumlah 59 orang. Saksi mata menceritakan bahwa Tn. Bliss sebenarnya selamat dari amukan api, tetapi ketika ia melihat istrinya terjepit diantara reruntuhan gerbong dan api mulai menjilat gerbong itu, Philip Blisss, yang saat itu berusia 38 tahun memeluk istrinya dan keduanya disambar api. Untuk 3 hari lamanya sahabat-sahabat Bliss mencari mayat Bliss dan isterinya tetapi tidak ada yang ditemukan karena kereta dan penumpang yang lain sudah menjadi abu.
Walaupun jenazah mereka semua ini, 4 anak spafford, Philip Bliss dan istrinya, tidak ditemukan dan kuburan mereka pun tidak dapat dikenal, namun lagu mereka yang telah melewati tragedi demi tragedi tetap hidup di hati umat kristiani di seluruh dunia. It is well with my soul, Baiklah, baiklah bagiku. Sebuah lagu yang penuh kekuatan, kedamaian dan pengharapan.

Jadi ketika kita sedang mengalami masalah dan pencobaan, haruskah kita berbalik untuk mengutuk Tuhan dan tidak lagi percaya KepadaNya? I Korintus 10:13 berkata, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Oleh sebab itu marilah kita mengatakan “It is Well with My Soul” dan tetap bersukacita di dalam Kasih Allah Yang Maha Besar itu.  Tuhan Memberkati.




(Sumber: http://hzh83.blogspot.com)